Balasan Pedih Apabila Minta Oleh-Oleh Orang yang Berpergian
Memperoleh cendra mata alias sekedar makanan ringan dari orang yang bepergian tak bisa dipungkiri terbukti menjadi kebahagiaan tersendiri. Karena tak jarangnya melakukan ini, kami berpendapat bahwa meminta oleh-oleh adalah faktor yang lumrah serta biasa saja.
Tetapi tahukah kamu bahwa perbuatan ini adalah kesalahan yang telah sewajibnya dihentikan? Tak hanya dari sisi sosial saja, nyatanya meminta oleh-oleh dari teman yang berpergian juga dilarang oleh Rasulullah SAW. Apa alasannya? Berikut ulasan selengkapnya.
Perasaan kesal karena teman alias kerabat yang sibuk minta oleh-oleh saat bakal bepergian bisa jadi sempat kami alami. Bukannya mendoakan perjalanan kami supaya selamat serta lancar, mereka justru tak berhenti mengingatkan supaya mengangkat oleh-oleh yang dibahagiai.
Tindakan ini sama halnya dengan perbuatan meminta-minta terhadap sesama manusia. Rasulullah SAW melarang seorang muslim untuk meminta-minta terhadap orang lain, kecuali ada keperluan yang mendesak. Faktor tersebut dikarenakan meminta-minta itu adalah lakukanan yang menghinakan diri sendiri terhadap manusia lainnya. bukan hanya itu, Norma ini juga menunjukkan adanya kecenderungan terhadap jagat serta keinginan untuk mempertidak sedikit harta.
Rasulullah mengadukan bahwa barangsiapa yang melakukan meminta-minta ini maka ia bakal datang di hari kiamat dalam keadaan tak ada sepotong dagingpun yang melekat di wajahnya. Rasulullah SAW bersabda:
“Semakin-menerus seseorang itu suka meminta-minta terhadap orang lain sampai pada hari kiamat dirinya datang dalam keadaan di wajahnya tak ada sepotong dagingpun,” (HR. Al-Bukhari no. 1474 serta Muslim no. 1725).
Hal tersebut menjadi balasan yang setimpal bagi orang-orang yang tak banyak rasa malu untuk meminta-minta terhadap semasa makhluk lainnya, tergolong di dalamnya meminta oleh-oleh. Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya harta ini adalah lezat serta manis. Maka siapa yang menerimanya dengan hati yang baik, niscaya ia bakal mendapat berkahnya. Tetapi, siapa yang menerimanya dengan nafsu serakah, maka dirinya tak bakal mendapat berkahnya, dirinya bagai orang yang makan tetapi tak sempat merasa kenyang. Serta tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah,” (HR. Al-Bukhari no. 1472 serta Muslim no. 1717).
Ketika kami meminta oleh-oleh itu sama artinya kami telah membebaninya dengan titipan serta amanah. Padahal sebenarnya faktor ini tak diperbolehkan karena belum pasti orang tersebut bisa kembali dengan selamat serta menjalankan amanahnya. Sewajibnya kami meringankan perjalanan mereka, bukan malah mempersusah dengan meminta oleh-oleh.
Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi Saw bersabda,”Berpergian (safar) itu adalah sebagian dari siksa. Ia menghalangi seseorang dari makan, minum serta tidurnya. Maka apabila seseorang telah berakhir dari urusannya hendaklah ia segera pulang ke keluarganya,” (HR Bukhari serta Muslim).
“Dikatakan tahap dari azab, karena safar bakal meninggalkan segala yang dicintai,” (Fathul Bari, Ibnu Hajar).
Dapat sehingga yang dimaksud dicintai ini adalah keluarga yang ia cintai, rumah yang enjoy, ibadah yang teratur, serta lain-lain. Itulah penyebabnya kami wajib berfikir ulang apabila ingin meminta oleh-oleh terhadap orang yang berpergian.
Untuk orang yang berpergian, apabila ada saudara alias teman yang meminta oleh-oleh, apabila ada kelebihan rezeki maka berilah mereka sedikit buah tangan supaya dilipatgandakan rezekinya oleh Allah SWT. Tetapi apabila tak bisa, banyak baik jujur saja terhadap mereka untuk menolaknya.
Demikianlah ulasan tentang argumen tak dilarangnya meminta oleh-oleh terhadap orang yang berpergian. Apabila ada saudara yang berpergian, ada baiknya untuk yang ditinggalkan mendoakan mereka supaya selamat sampai kembali. Tetapi, apabila diberi oleh-oleh bersyukurlah atas rezeki tersebut. jangan sekali-kali memintanya terhadap mereka, karena faktor tersebut justru bisa memberatkan perjalannya. Semoga kami rutin menjadi hamba Allah yang bersyukur atas segala nikmat.
Artikel keren lainnya: